Udah lama banget pengen bikin nasi liwet. Akhirnya setelah gugling sana-sini nemu deh beberapa resep nasi liwet. Dan ini resep nasi liwet ala mami Kenzie yang dimasak pake rice cooker :D Gampaaaaaaang banget ternyata. Enak pula. :D Jadi hari ini menunya: nasi liwet + ayam bakar + tumis toge + lalap + sambel.
Nasi Liwet ala Mami Kenzie
Bahan:
- 4 cup beras cuci bersih (cup bawaan dari rice cooker)
- 4 1/2 cup air
- 3 btg serai, geprek
- 5 lbr daun salam
- 1 lbr daun jeruk
- 5 btr bawang merah, iris kasar
- 3 siung bawang putih, iris kasar
- 1 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt gula pasir
- 1 ons teri nasi, goreng kering, sisihkan
- Minyak untuk menumis
Cara Membuat:
- Masak nasi di rice cooker seperti biasa
- Tumis bawang putih, bawang merah, sereh, daun salam, dan daun jeruk sampai harum
- Setelah harum masukkan bumbu yang sudah ditumis ke dalam rice cooker.
- Tambahkan garam dan gula, aduk rata.
- Setelah nasi matang tambahkan ikan teri nasi yang telah digoreng. Aduk rata
- Siap disajikan
Ayam Bakar ala Mami Kenzie
Bahan:
- 1/2 kg daging ayam, cuci bersih
- 400 ml air
Bumbu Halus:
- 6 btr bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 3 cm jahe
- 2 cm lengkuas
- 2 cm kunyit
- 2 lbr daun salam
- 1 btg serai, geprek
- 1 sdt ketumbar sangrai
- 8 sdm kecap manis
- 2 sdt garam
- 1 sdt gula pasir
Cara Membuat:
- Ungkep ayam bersama air dan bumbu halus sampai bumbu menyerap
- Panggang ayam di atas teflon yang diberi sedikit minyak sampai matang.
Jadi deeeeh.. Untuk sayur bisa diganti apa aja. Bisa tumis kangkung, krecek oncom atau yang lainnya. Tinggal tambah lalapan dan sambel. Maknyuuuuss.. Makanan kaya gini nih yang bikin napsu makan meningkat hehehe.
Tapi sayaaang banget Kenzie gak mau makan nasi liwetnya. Sepertinya dia ga suka karena ada ikan terinya. :( Kalo papi sih suka. lahap banget dia makannya. Hehehe.
Sekarang banyak banget anak balita yang sudah sekolah. Padahal umurnya baru 1 tahun tapi udah disekolahin sama orang tuanya. Awalnya sih saya pikir "Ah Kenzie mah ga usah ikut-ikutan sekolah dari kecil kaya gitu . Kasian ah udah harus belajar. Nanti ajalah sekolahnya dari TK kecil." Tapiii sekarang kok saya malah jadi pengen masukin Kenzie ke pre-school tau PAUD ya? Kenapa? Soalnya Kenzie lebih banyak di rumah. Disini temennya sedikit dan jarang main juga. Akibatnya Kenzie kurang bermain di luar, jadi manja apa-apa maunya sama mami, jadi agak penakut juga. Kenzie ga suka manjat-manjat atau lari-larian. Saya pikir itu semua karena dia lebih sering main di dalam rumah. Kalau dia sekolah, dia bisa main dengan teman sebayanya, belajar bersosialisasi, belajar berbagi, dan belajar disiplin.
Nah, kebetulan banget tadi di twitter
@mommiesdaily share artikel tentang "Seberapa Penting Sekolah Bagi Balita". Ini kutipan yang saya ambil:
Nah, balik lagi ke pertanyaan, penting nggak sih Pendidikan Anak Usia Dini? Berikut penjabarannya:
Masa yang paling baik untuk memberikan stimulasi adalah saat anak berada pada masa usia dini. Tidak hanya dari sisi intelektualnya, namun juga terkait dengan aspek pengembangan kepribadian, yaitu sosial emosi. Di usia golden age (0-6 tahun), adalah usia yang paling kritis sekaligus paling pendek di antara tahapan perkembangan lainnya. Nah untuk itu di usia ini, anak memang harus betul-betul diberikan stimulus yang optimal. Menurut salah satu penelitian, dikatakan bahwa kapasitas intelektual terbentuk dengan sangat optimal ketika anak berada di usia 4 tahun, selebihnya ketika anak berada di usia sekolah dan hanya 2% saja yang berkembang sampai usia 18 tahun.
Memasukkan anak-anak ke PAUD di zaman serba informatif seperti ini sekarang, memang menjadi salah satu alternatif pendidikan yang bisa membantu tumbuh kembang anak, tetapi bukanlah menjadi hal yang mutlak.
Ada beberapa keuntungan bagi anak-anak usia toddler atau playgroup yang mengikuti kegiatan belajar di lembaga informal antara lain
- Anak belajar mengenal lingkungan sosial yang lebih luas dibandingkan jika berada di rumah terus menerus.
- Anak belajar bekerja sama dengan teman sebaya ataupun figur orang dewasa lain.
- Anak belajar patuh terhadap aturan.
- Anak juga banyak belajar mengenai kemandirian dan bantu diri.
- Anak dapat mengembangkan perasaan supportivitas atau kompetisi sejak dini.
- Anak juga dipastikan akan belajar mengenai bersabar, menunggu giliran, berbagi dengan teman.
Sebaliknya, memasukkan anak ke pendidikan informal PAUD juga dapat memberikan pengaruh yang negatif pada perkembangan psikologisnya jika :
- Orangtua terlalu memaksakan anak, sementara mental anak belum siap untuk menghadapi tuntutan sekolah sehingga umumnya akan muncul masalah emosi. Hal ini biasanya terjadi, jika orangtua kurang melatih kemandirian anak dirumah, sehingga berharap sekolah informal yang akan terus menerus membantu. Padahal yang namanya kemandirian, harus dillatih pula dirumah. Seperti toilet training.
- Anak memiliki pola tidur yang kurang teratur, sehingga seringkali pagi hari anak menjadi rewel karena masih mengantuk atau lelah, Akibatnya seringkali orangtua tidak sabaran dan marah menghadapi perilaku anak yang rewel.
- Orangtua yang melakukan ancaman pada anak, jika anak sedang tidak mood untuk berangkat sekolah. Namanya juga anak-anak ya, anytime bisa aja jadi gak mood dan rewel. Padahal, anak seharusnya diberikan informasi yang positif mengenai sekolah infomalnya seperti menceritakan hal-hal menyenangkan yang akan ia lakukan di sekolah.
- Orangtua yang menuntut anak untuk selalu sempurna di sekolah informalnya, padahal setiap anak memiliki skill atau perkembangan mental yang berbeda-beda. Akibatnya anak menjadi rewel tiap kali berangkat sekolah.
Yang paling penting lagi adalah kesinambungan antara lingkungan rumah dan sekolah informalnya, sehingga anak mendapatkan stimulasi yang optimal. Jika ternyata di rumah anak sudah mendapatkan stimulasi yang optimal baik yang terkait dengan perkembangan intelektual, kemandirian, maka orangtua dapat menjadikan sekolah informal sebagai sarana anak belajar berinteraksi.
Carilah sekolah informal PAUD, yang memiliki jam belajar tidak terlalu panjang, beberapa sekolah informal memberikan jam kegiatan hanya sekitar 1-2,5 jam dengan jadual 2 atau 3 kali dalam seminggu terutama untuk anak-anak usia toddler dan playgroup. Sementara untuk anak usia prasekolah 4-6, rata-rata jam kegiatan 3,5-4 jam. Setelah itu, anak memang tidak dianjurkan untuk mengikuti banyak kegiatan les-les, karena mereka masih memiliki kebutuhan untuk bermain dan istirahat di rumah.
Artikel lengkap bisa dilihat
di sini .
Informatif! Jadi ada gambaran untuk memasukkan Kenzie ke PAUD atau tidak. Rencananya kalau tidak ada halangan kami akan pindah ke rumah baru akhir tahun ini. Kelihatannya sih lingkungannya masih sepi . Kalau memang Kenzie ga ada teman mainnya, lebih baik dimasukkan ke PAUD, biar dia bisa punya teman dan bersosialisasi.
Apalagi Kenzie sekarang lagi seneng menggambar, berhitung, dan nyanyi. Walopun ngomongnya belum jelas dia. Tapi sudah sangat bagus. Bisa menghitung 1-10 walo cuma ujungnya aja. "Tu Wa Ga Pat Ma Nam Ju Pan Lan Tuh". Oh iya kemarin saya kaget banget pas lagi nonton In The Night Garden kan lagi ngitung balok pake Bahasa Inggris, eeeh Kenzie ngikutin. Dia bisa ngitung sampe 5 "Wa Tu Ti Poh Pif" Hahahaha. Pinter dan lucu. Kalau di sekolah kan dia lebih banyak belajarnya ya. Hmmm.. Jadi makin kepengen masukin Kenzie sekolah nih. Hihihi.
Mulai cari tahu dulu PAUD atau pre-school yang lokasinya gak jauh dari rumah dan biayanya terjangkau. Trus langsung diskusi deh dengan papi.
Mama-mama yang lain gimana nih ada yang masukin anaknya ke pre-school? Mau infonya dooong hehehe. Kalau ada yang tinggal di Bogor daerah Jalan Baru mau banget infonya :D
Kalau Kenzie jadi sekolah, nanti saya cerita lagi yaaa ^^
Yup itu cita-cita saya pengen banget bisa bikin kue. Belom pernah sekalipun bikin kue sendiri. Paling cuma bantuin ngebentukin kue pas bikin kue lebaran. Hahaha. Pengen bangeeet ikutan kursus bikin kue. Klo kue kan banyak tekniknya jadi harus bener-bener belajar.
Kalo bisa bikin kue kan enak makin banyak cemilan kue yang bisa saya bikin untuk papi dan Kenzie. Pengen bisa bikin bolu kukus sama brownies. Bisa bikun kue klo Kenzie atau papi ultah. Aaaah semoga saja bisa segera terwujud :D
Jadi gini ceritanya. Pas hari Sabtu malem ketiduran pas ngelonin Kenzie. Nah kebangun tuh, inget belum minum pil KB. Kebangun tuh pas jam 02.00 itu kan udah masuk hari Minggu ya. Dan ternyataaaaaa pil hari Jumat belum diminum juga. Huaaa.. dua hari telat minum pil KB. Langsung deh nenggak 2 pil. Huhuhu.. Bener-bener lupaaa.
Minggu depan harus testpack nih. Mulai was-was. Hahahaha >.< Soalnya udah mulai subur karena udah mulai menstruasi lagi setelah 19 bulan ga menstruasi. Semoga semuanya aman terkendali. Kalo gak hamil alhamdulillah banget. Kalo hamil ya alhamdulillah banget banget banget. Hehehe. Masa iyah ga seneng dapet kesempatan untuk hamil lagi.
Salah satu lagi resep dari bukunya dr. Tiwi. Kenzie suka pake banget. Selain buat temen makan nasi bisa jadi cemilan juga. Kalo Kenzie bilangnya sih "co", bakso maksudnya :D
Bahan:
- 20 gr mentega
- 30 gr tepung terigu
- 50 ml air
- 250 gr tahu putih, haluskan
- 25 gr keju cheddar, parut
- 1 btr telur ayam, kocok
- 1/2 sdt garam
- 1/4 sdt merica
- minyak goreng
Cara Membuat:
- Panaskan mentega hingga leleh, Masukkan tepung terigu dan air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga tepung larut.
- Masukkan tahu, keju, telur, garam, dan merica. Aduk hingga tercampur rata
- Bentuk adonan menjadi 10 bulatan sebesar bakso dengan bantuan 2 bh sendok makan
- Panaskan minyak dalam jumlah agak banyak. Goreng bola tahu hingga matang kecoklatan. Angkat. Tiriskan.
- Sajikan hangat